Sabtu, 19 Mei 2012

penyakit tifus



Penyakit Tifus

 

 

Tifus perut merupakan infeksi pada usus yang berimplikasi pada seluru jaringan tubuh.

Penyakit ini disebarkan dari kotoran ke mulut dalam makanan dan air yang tercemar, dan sering timbul dalam bentuk wabah atau epidemi (penduduk jatuh sakit secara bersamaan).

Di antara berbagai penyakit infeksi yang kadang-kadang dinamakan demam, tifus perut merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya.


A. Bakteri penyebab tifus:

1. Rickettsia typhi
2. Rickettsia prowazekii


B. Tipe tifus tergantung dari bakteri mana yang menyebabkan infeksi.

Rickettsia typhi merupakan tifus endemik yang biasa terjadi di area tidak higienis dan kawasan miskin dengan temperatur yang dingin. Tifus ini biasa disebut “demam bui”. Bakteri ini disebarkan oleh kecoa, lalat, dan musang terbang.

Kasus tifus ini sering terjadi di Amerika Serikat bagian selatan dan tenggara. Masa inkubasinya 2 – 3 minggu. Risiko paling berat adalah terjadinya kematian.

Rickettsia prowazekii merupakan tifus epidemik. Ini terjadi pada seseorang yang pernah terjangkit tifus, re-aktivasi.


C. Sesorang yang menderita tifus menunjukkan hasil tes darah:

1. Rendah kadar sodium
2. Rendah kadar albumin
3. Enzim di dalam liver meningkat tajam
4. Terjadi keluhan di sekitar ginjal
5. Antibodi yang dihasilkan sangat tinggi


D. Komplikasi yang terjadi

1. Pneumonia
2. Kerusakan sistem saraf bagian tengah
3. Renal insufficiency


E. Berikut tanda-tanda penyakit tifus:

Minggu pertama

1. Awalnya mirip dengan demam atau influenza.
2. Sakit kepala dan leher
3. Panas naik sedikit demi sedikit setiapp hari sampai 40 derajat atau lebih.
4. Sering kali nadinya relatif lambat dibandingkan tingginya panas.
5. Kadang-kadang terdapat muntah, menceret atau sembelit.


Minggu kedua

1. Panas tinggi, nadi relatif lambat
2. Mungkin terlihat bercak merah muda pada badan
3. Badan menggigil/gemetar
4. Mengigau atau delirium (penderita tidak dapat berpikir dengan jelas)
5. Lemah, berat badan menurun, tubuh kekurangan cairan.


Minggu ketiga

Jika tidak terjadi komplikasi, panas dan tanda-tanda lainnya akan hilang perlahan-lahan.


F. Pengobatan:

1. Dapatkan segera pertolongan dokter atau petugas kesehatan terdekat
2. Berikan chloramphenicol untuk orang dewasa: dua kapsul @ 250 mg 4 kali sehari. Jika tidak ada chloramphenicol, gunakan ampicilin atau tetracycline.
3. Turunkan panasnya dengan dengan kain basah yang dingin
4. Berikan cairan yang banyak; sup, sari buah, dan minuman untuk mengembalikan cairan dalam tubuh.
5. Berikan makanan yang bergizi, kalau perlu dalam bentuk cairan.
6. Penderita harus tinggal di tempat tidur sampai panasnya hilang sama sekali
7. Jika penderita batuk darah atau timbul tanda-tanda peradangan pada selaput perut, ia harus segera dibawa ke rumah sakit.


G. Pencegahan tifus perut:

1. Mengindarkan diri dari hal-hal kotor seperti pencemaran air dan makanan oleh kotoran manusia. Pastikan jamban keluarga terletak jauh dari tempat penduduk mengambil air minum
2. Memberi perhatian khusus pada kebersihan air minum, terutama saat banjir.
3. Penderita harus tinggal di kamar terpisah untuk mencegah penyebaran tifus perut. Kotorannya harus dibakar atau dikubur di dalam lubang yang dalam. Orang yang merawatnya harus membasuh tangan segera sesudahnya.
4. Setiap orang yang pernah menderita tifus harus memberikan perhatian tambahan terhadap kebersihan perorangan dan tidak boleh bekerja di rumah makan atau di tempat-tempat pengolahan makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar