Gangguan Pendengaran, Sebab dan Akibat
Gangguan
pendengaran merupakan ketidakmampuan secara parsial atau total untuk
mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga.
Gangguan
pendengaran dapat disebabkan rusaknya salah satu atau beberapa bagian
dari telinga luar, tengah atau dalam. Gangguan pendengaran harus
didiagnosis oleh ahli audiologi atau spesialis THT. Audiologi memiliki
makna serupa dengan otologi, yakni pengetahuan tentang penyakit telinga.
Untuk menentukan tipe dan tingkat kerusakannya, ahli audiologi atau
spesialis THT akan menguji pendengaran pasien tersebut. Catatan mengenai
ketajaman pendengaran terhadap berbagai nada (dinyatakan dalam bentuk
grafik garis) akan tergambar pada sebuah audiogram.
Faktor penyebab terjadinya gangguan pendengaran, antara lain:
a. Faktor genetik
b. Faktor
didapat, misalnya akibat terjadi infeksi, neonatal hiperbilirubinemia
(terjadi pada bayi yang baru lahir), masalah perinatal (prematuritas,
anoksia berat), konsumsi obat ototoksik (beberapa golongan antibiotika),
terjadi trauma (fraktur tulang temporal, pendarahan pada telinga tengah
atau koklea, dislokasi osikular, dan trauma suara), dan neoplasma
(misalnya, tumor pada telinga tengah).
Empat tipe gangguan pendengaran, yakni:
a. Gangguan
pendengaran sensorineural merupakan jenis gangguan pendengaran yang
disebabkan oleh hilangnya atau rusaknya sel saraf (sel rambut) di dalam
koklea atau rumah siput dan biasanya bersifat permanen. Gangguan
pendengaran sensorineural disebut juga tuli saraf. Untuk gangguan
pendengaran ringan hingga berat dapat diatasi dengan alat bantu dengar
atau implan telinga tengah. Sedangkan, untuk gangguan pendengaran berat
atau parah sering dapat diatasi dengan implan rumah siput.
b. Gangguan
pendengaran konduktif, yang menunjukkan adanya masalah di telinga luar
atau tengah yang menyebabkan tidak terhantarnya bunyi dengan tepat ke
telinga dalam. Dalam beberapa kejadian, gangguan pendengaran jenis ini
biasanya bersifat sementara. Pengobatan atau bedah, alat bantu dengar
maupun implan telinga tengah dapat membantu mengatasi gangguan
pendengaran jenis ini tergantung pada penyebab khusus masalah
pendengaran tersebut.
c. Gangguan
pendengaran campuran, yang merupakan gabungan pendengaran sensorineural
dan konduktif. Pilihan penanganan untuk mengatasi gangguan pendengaran
jenis ini dapat dengan melakukan pengobatan, bedah, alat bantu dengar
atau implan pendengaran telinga tengah.
d. Gangguan
pendengaran saraf merupakan gangguan pendengaran yang diakibatkan tidak
adanya atau rusaknya saraf pendengaran. Hal tersebut dapat terjadi jika
saraf auditori tidak dapat mengirim sinyal ke otak. Gangguan
pendengaran jenis ini biasanya parah dan permanen. Dalam banyak
kejadian, implan Batang Otak Auditory (ABI) dapat menjadi pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar