Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia- Terdapat beberapa penyakit atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah
manusia. Untuk itu, dikembangkanlah teknologi yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah manusia, di antaranya EKG (Elektrokardiograf),
alat pacu jantung (defibrilator), dan kateter balon.
1. Gangguan Sistem Peredaran Darah. Sistem
peredaran darah manusia dapat mengalami gangguan. Gangguan dapat
terjadi pada organ sistem peredaran darah maupun karena faktor lainnya.
a. Sklerosis. Arteri
mempunyai sifat elastis. Oleh karena itu, ketika tekanan darah dalam
keadaan maksimum, arteri mengembang untuk mengimbangi tekanan darah.
Namun, seiring dengan pertambahan usia, dinding arteri kehilangan
elastisitasnya akibat penimbunan zat kapur. Keadaan inilah yang disebut arteriosklerosis.
Hilangnya elastisitas arteri, memengaruhi jumlah darah yang melewati
arteri dan akhirnya akan berpengaruh juga terhadap jumlah oksigen yang
tersebar ke seluruh tubuh. Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi
dalam darahnya, di permukaan atau dinding dalam arterinya dapat
terakumulasi deposit lemak. Hal tersebut dapat memengaruhi volume darah
yang mengalir dan jumlah oksigen yang disebarkan. Jenis sklerosis ini
disebut atherosklerosis (Gambar 5.14).
Gambar 5.14 Atherosklerosis. (a) arteri normal dan (b) arteri yang menyempit akibat tumpukan lemak (atherosklerosis)
Atherosklerosis dan arteriosklerosis merupakan penyebab beberapa hal sebagai berikut.
1) Kekurangan oksigen pada organ-organ tertentu. Jika kekurangan oksigen terjadi di jantung, sebagian otot jantung akan mati dan memengaruhi kinerja jantung.
2) Meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan. Jika mencapai tingkatan tertentu, tekanan yang tinggi ini dapat menyebabkan pecahnya kapiler darah. Jika kapiler darah yang pecah tersebut terjadi di otak, sebagian otak akan mengalami gangguan akibat pasokan udara dan glukosa yang terhambat. Hal tersebutlah yang dikenal sebagai stroke.
3) Penumpukan lemak di arteri koroner dapat menghambat sel-sel darah. Penumpukan sel-sel darah ini dapat memicu reaksi pembekuan darah, seperti yang terjadi pada luka. Pembekuan darah di arteri koroner biasa disebut penyakit jantung koroner.
1) Kekurangan oksigen pada organ-organ tertentu. Jika kekurangan oksigen terjadi di jantung, sebagian otot jantung akan mati dan memengaruhi kinerja jantung.
2) Meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan. Jika mencapai tingkatan tertentu, tekanan yang tinggi ini dapat menyebabkan pecahnya kapiler darah. Jika kapiler darah yang pecah tersebut terjadi di otak, sebagian otak akan mengalami gangguan akibat pasokan udara dan glukosa yang terhambat. Hal tersebutlah yang dikenal sebagai stroke.
3) Penumpukan lemak di arteri koroner dapat menghambat sel-sel darah. Penumpukan sel-sel darah ini dapat memicu reaksi pembekuan darah, seperti yang terjadi pada luka. Pembekuan darah di arteri koroner biasa disebut penyakit jantung koroner.
b. Anemia. Penyakit
ini disebut juga penyakit kurang darah. Hal tersebut dikarenakan
kekurangan hemoglobin, kekurangan sel darah merah, atau kekurangan zat
besi (Fe).
c. Hipertensi. Hipertensi
dikenal juga sebagai penyakit darah tinggi. Hal ini terjadi jika
tekanan sistolnya antara 140–200 mmHg dan distolnya antara 50–110 mmHg.
Terdapat penyakit lain yang merupakan kebalikan dari hipertensi, yaitu hipotensi. Hipotensi terjadi jika tekanan darah rendah, yaitu tekanan sistol di bawah 100 mmHg.
d. Varises. Varises
berupa pelebaran pembuluh vena yang umumnya terjadi di daerah betis.
Jika pelebaran tersebut terjadi di bagian anus, disebut ambeien, wasir,
atau hemoroid.
2. Pengembangan Teknologi Jantung. Penyakit
jantung dan stroke adalah penyakit pembunuh nomor dua di Indonesia.
Jantung sebagai organ sistem peredaran darah dapat mengalami kelainan
sehingga tidak mampu memompa darah dengan optimal dan kebutuhan
metabolisme jaringan tidak dapat terpenuhi dengan baik. Beberapa
penyakit yang berhubungan dengan organ jantung ini di antaranya adalah
arteri koroner, hipertensi, dan arterosklerosis. Jantung merupakan organ
sustem peredaran darah yang sangat vital. Gangguan pada jantung dapat
mengakibatkan seluruh tubuh terganggu. Oleh karena itu, teknologi untuk
mengatasi permasalahan jantung berkembang dengan pesat. Teknologi yang
berhubungan dengan jantung antara lain alat EKG (elektrokardiograf),
alat pacu jantung (defibrilator), dan kateter balon (balloon cathether).
Elektrokardiograf (EKG) adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi
kondisi jantung dengan cara memantau irama dan frekuensi detak jantung.
Hasil pengukuran dengan menggunakan elektrokardiograf adalah elektrokardiogram. Elektrokardiogram pada jantung normal yang sehat dihasilkan grafik berulang yang teratur (Gambar 5.15).
Gambar 5.15 (a) Pasien di atas lintasan EKG (alat uji latih jantung). (b) Elektrokardiogram pada jantung.
Pada kondisi tertentu, jantung dapat berdetak dengan lambat atau berhenti sama sekali. Alat pacu jantung adalah
alat yang digunakan untuk merangsang jantung berkontraksi kembali. Alat
pacu jantung mengirimkan pulsa-pulsa listrik melalui otot-otot jantung
sehingga jantung dapat berfungsi kembali (Gambar 5.16a).
Kateter balon dapat digunakan untuk memecah endapan lemak pada pembuluh
sehingga darah dapat mengalir kembali. Kateter adalah sebuah pipa
panjang, ramping, dan fleksibel terbuat dari bahan lentur dan dapat
dilihat dengan sinar-x. Kateter dapat dilihat melalui layar monitor dan
dikemudikan di sepanjang pembuluh darah atau di antara organ-organ tubuh
(Gambar 5.16b).
Gambar 5.16 (a)
Alat pacu jantung yang dapat merangsang jantung untuk berkontraksi
kembali. (b) Kateter yang dimasukkan melalui sebuah pembuluh darah halus
di lengan dan diarahkan ke jantung untuk mengukur tekanan darah di
jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar