Aturan Kecantikan untuk Ibu Hamil
Bumil relaksasi di spa (Foto: Corbis)
Lalu bagaimana dengan ibu hamil (bumil), mengingat beberapa produk kecantikan mengandung bahan kimia yang berbahaya, apakah masih bisa menikmati perawatan kecantikan?
Mulai Trimester Kedua
Dikatakan oleh dr. Arietta Pusponegoro, SpOG, umumnya bumil dapat dengan aman menikmati perawatan kecantikan sepanjang usia kehamilan bahkan sampai kehamilan trimester ketiga. Meski begitu, sebaiknya semua perawatan kecantikan dilakukan setelah usia kehamilan melewati trimester pertama.
Selain itu, menurut Arietta, ada dua hal yang perlu diperhatikan bumil. Pertama, pilihlah salon/spa yang terpercaya serta beautician/spa-therapist yang berpengalaman (beberapa salon/spa terbaik, bahkan menyediakan beautician/spa-therapist bersertifikasi khusus perawatan kecantikan pranatal). Kedua, pastikan salon/spa tersebut menyedikan produk kecantikan khusus pranatal atau produk mild/sensitive dengan kualitas terbaik.
Mewarnai Rambut, Tunggu Dulu!
Mewarnai rambut (coloring, high-lighting, toning atau bleaching) atau mengubah tekstur rambut (mengeriting/perming atau meluruskan/rebonding) dengan menggunakan bahan-bahan kimia selama kehamilan telah lama menjadi subjek kontroversi. Meskipun belum ada studi konklusif, sebaiknya bumil menghindari pewarnaan atau mengubah tekstur rambut selama kehamilan. Namun, bila bumil sangat ingin mengubah warna atau tekstur rambut yang tidak dapat ditunda lagi, disarankan bumil menunggu hingga setelah trimester pertama, guna meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi pada janinnya.
Hindari Hair-Spray
Selain itu, akibat perubahan hormonal, kepekaan indra penciuman BuMil terhadap aroma dari bahan kimia biasanya dialami selama trimester pertama. Sehingga bagi bumil yang ingin menata rambutnya dianjurkan pula untuk memilih produk nonaerosol, utamanya hair-spray.
Beberapa penelitian perihal occupational exposure (pemaparan dalam pekerjaan) menunjukkan adanya hubungan antara beberapa pekerjaan di salon kecantikan dengan beberapa kelainan pada janin, termasuk adanya kaitan antara pemakaian hair-spray yang terus-menerus dengan deformitas pada sistem reproduksi laki-laki.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada jurnal Environmental Health Perspectives, 2008 lalu, bumil terancam risiko dua hingga tiga kali lipat melahirkan bayi dengan kondisi hypospadias jika terpapar bahan kimia dari hair-spray, utamanya pada trimester pertama kehamilannya.
Hypospadias adalah kelainan penis di mana lubang kencing tidak berada di ujung kepala tetapi di bawah, di batang, atau di antara buah zakar. Itu mengakibatkan penderita terpaksa jongkok ketika buang air kecil.
Spa
Relaksasi di spa adalah suatu hal yang menyenangkan bagi bumil, di mana merelaksasi otot-otot yang tegang. Meski demikian, ada beberapa hal utama yang harus dihindari bumil, seperti steam, sauna, dan berendam dalam kolam air hangat yang suhunya sama atau lebih dari 37,5 derajat Celsius.
Kegiatan ini dapat membuat pembuluh darah bumil yang sudah melebar menjadi bertambah lebar, sehinggga dapat meningkatkan suhu inti tubuh bumil ke titik yang berbahaya bagi janin.
Beberapa aromaterapi yang aman bagi bumil ialah rose (mawar), eucalyptus (kayu putih), lemon, jeruk mandarin, frankincense (kemenyan) dan lavender. Sedangkan aromaterapi yang tidak dianjurkan ialah basil, cedar wood (cedar kayu), clay sage (tanah liat sage), minyak adas (fennel), juniper, marjoram, mur (myrrh), rosemary, sage dan thyme, karena diketahui dapat memicu mual, muntah, atau timbulnya kontraksi sebelum waktunya.
Lalu bagaimana dengan fish spa? Meski akhir-akhir ini fish spa sedang tren, sebaiknya bumil menghindarinya karena mungkin saja air kolamnya kotor dan bisa mengandung bakteri seperti Pseudomonas sp. atau Escherichia coli.
Luluran
Luluran diperbolehkan selama kehamilan. Sepanjang itu dilakukan dengan lembut dan tidak terlalu keras saat melakukan scrubbing (menggosok) kulit bumil yang memang sedang sensitif sehingga mudah terjadi iritasi.
Pada saat dilakukan massage sebelum dilulur, gunakan produk herbal (minyak zaitun atau minyak kelapa). Posisi tubuh saat telentang sebaiknya diganjal beberapa bantal. Hindari massage ala reflexology pada bagian kaki, tumit, dan telapak kaki bumil karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko terjadinya kontraksi.
Facial
Bumil yang ingin melakukan facial juga masih diperbolehkan selama facial bertujuan untuk membersihkan kulit wajah dan pori-pori yang mungkin tersumbat. Ingat, perhatikan posisi tubuh saat akan berbaring. Bumil dianjurkan untuk mengganjal bagian belakang dengan beberapa bantal karena pada usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, posisi telentang lama dapat membuat sirkulasi aliran darah bumil menjadi kurang lancar.
Namun demikian, dalam kaitannya dengan chemical peeling, terdapat produk-produk yang harus dihindari oleh ibu hamil, berikut di antaranya:
- Retinoid, dengan produk turunannya, seperti diffrein (adapelene), retin-A, Renova (tretinoin), Retinoic acid, Retinol, Retinyl linoleate, Retinyl palmitate, Tazorac dan avage (Tazarotene).
- Salicyl acid, dengan produk turunannya, yaitu BHA atau Beta Hydroxy Acid.
Sedangkan produk yang aman untuk bumil adalah Alpha Hydroxy Acids yang terkadang tertulis AHAS, Glycolic acid, dan lactic acid.
Manicure - Pedicure
Sangat menyenangkan bagi bumil untuk menikmati pelayanan manicure-pedicure, karena pada usia kehamilan yang cukup lanjut membuat bumil cukup sulit untuk menjangkau bagian jari-jari kaki.
Usahakan menggunakan peralatan manicure-pedicure pribadi, sebab kita tidak bisa menjamin bahwa peralatan manicure-pedicure yang dimiliki salon aman dan steril dari kuman pemakai sebelumnya.
Selain itu, pilihlah terapi yang berpengalaman, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kecil (misalnya saat menggunakan gunting kultikula) dapat dihindari.
Cat Kuku (Nail Polish)
Bumil menggunakan cat kuku? Silakan saja, asal dilakukan dengan produk yang benar dan di tempat yang tepat.
Cat kuku yang di dalamnya terkandung bahan kimia akan berbahaya bagi janin bila terhirup oleh bumil dalam jumlah besar -seperti butyl phthalates, formaldehyde dan toluene - sehingga pilihlah cat kuku yang tidak mengandung bahan kimia tersebut.
Mujur, tidak satu pun dari bahan kimia ini dapat diserap ke dalam tubuh melalui kuku. Namun, bila bumil tidak dapat memeroleh cat kuku yang bebas butyl phthalates, formaldehyde dan toluene, sebaiknya bumil mengecat kuku di salon ataupun di ruangan yang berventilasi baik dengan udara yang segar sehingga aroma cat dapat mengalir dengan bebas dan bumil pun tidak menghirup zat-zat berbahaya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar